Monday, March 11, 2013

Makalah Hadis Tentang Dasar-Dasar Aqidah

Tags

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Makalah Hadis Tentang Dasar-Dasar Aqidah

Telah kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW, merupakan penanam akidah yang kuat kepada para sahabatnya. Dan berlanjut kepada umat selanjutnya. Sampai pada masa kita saat ini. Akidah yang telah Beliau tanamkan kepada umat manusia berdasarkan Al-Quran dan AL-Hadis.

Dengan Al-Quran dan Al-Hadislah umat manusia bisa menemukan jalan benar, menuju akidah yang tak tergoyahkan, akidah yang diridhai Allah. Berangkat dari sinilah pemakalah ingin menjabarkan dasar-dasar dari akidah, yaitu dasar Hadis Nabi Muhammad SAW.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Hadis berkenaan dengan dasar-dasar akidah.
2. Ta’rif (pengenalan) rawi
3. Pemahaman Hadis

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadis Tentang Iman Islam Dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ , لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ , وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِي صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ , وَقَاَل : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلَامِ , فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُم ) رواه مسلم(

Artinya : Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhu, dia berkata: "Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata : "Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam ". Rasulullah menjawab, "Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata, "Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Iman". Rasulullah menjawab, "Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk". Orang tadi berkata, "Engkau benar". Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Ihsan". Rasulullah menjawab, "Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang kiamat". Rasulullah menjawab, "Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya."Selanjutnya orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya". Rasulullah menjawab, "Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan."Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab, "Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata, "Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu". [HR Muslim no. 8]


B. Biografi Rawi dan Perawi Hadis Tentang Dasar Aqidah di atas

1. Rawi Sahabat (Umar Bin Khattab ra).
Nama lengkapnya adalah Amirulmukminin Abu Hafashah Umar Ibnul Khattab Al-Faruq Al-‘Adwi Al-Quraisy. beliau masuk islam pada tahun ke 6 dari lahirnya islam atas anjuran saudaranya yang perempuan namanya Fatimah Binti Khattab. Beliau merawikan sebanyak 537 hadis. Beliau wafat tahun 24 H. akibat tikaman seorang hamba sahaya yang bernama Abu Lu’luah, yaitu budak Maghirah bin Syu’bah.

2. Perawi ( Muslim )
Nama lengkap beliau adalah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Kehidupan imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau merantau ke berbagai negeri untuk mencari hadits. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadits sejak masih kecil yakni mulai tahun 218 H. Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat hari ahad sore dan dimakamkan di kampung Nasr Abad di daerah Naisabur pada hari senin, 25 Rajab 261 H dalam usia 55 tahun. Imam Muslim mempunyai guru hadits yang sangat banyak sekali diantaranya adalah Utsman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, ‘Amar an-Naqid, Muhammad bin Mutsanna, Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa’id al-Aili, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.

Kitab Tulisan Imam Muslim,
Imam Muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak, diantaranya: 
1. Al-Jami’us Shahih 
2. Al-Musnadul Kabir alar Rijal 
3. Al-Asma wal Kuna 
4. Al-Ilal 
5. Al-Aqran 
6. Sualatihi Ahmad bin Hanbal 
7. Al-Intifa’ bi Uhubis Siba’ 
8. Al-Muhadramain 
9. Man Laisa Lahu Illa Rawin Wahidin 
10. Auladus Sahabah 
11. Auhamul Muhaditsin 
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah al-Jami’us Shahih atau Shahih Muslim. [3]

C. Pemahaman Terhadap Hadis Dasar Aqidah

a. Hadis

1. Memperindah pakaian dan penampilan ketika masuk masjid, menghadiri majlis ilmu dan sopan santun ketika berhadapan dengan para ulama. Sesungguhnya Jibril alaihissalam datang sebagai guru mengajar manusia dengan penampilan dan tutur katanya.

2. Islam secara etimology atau bahasa : tunduk dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt. Sedangkan menurut syariat : yang didirikan atas lima pondasi, yaitu : bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan haji ke Baitullah.

3. Iman menurut bahasa : yakin, sedangkan menurut syariat :keyakinan yang kokoh akan keberadaan Allah sebagai pencipta dan bahwa Dialah satu-satu Dzat yang berhak diibadahi.

Membenarkan adanya makluk Allah berupa para malaikat. Membenarkan kitab-kitab samawi yang diturunkan oleh Allah. Membenarkan para rasul Allah yang Allah utus untuk manusia menunjuki jalan yang benar. Membenarkan adanya hari akhir.

4. Islam dan Iman. Dari pembahasan diatas dapat diketahui Islam dan Iman dua hakikat yang berbeda. Namun adakalanya syariat memperluasnya dengan menyebutkan salah satunya untuk menunjukkan keduannya. Tidak asa iman tanpa Islam dan tidak ada Islam tanpa adanya iman. Dan keduanya saling berkaitan erat, karna iman itu mesti ada didalam hati dan amal (Islam) yang dikerjakan oleh anggota badan.

5. Ihsan adalah ikhlas dan berbuata sebaik mungkin (itqan). Yaitu mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dengan menyempurnakan pelaksanaannya seakan-akan melihat Allah saat beribadah. Jika tidak mampu melakukan yang demikian maka ingatlah bahwa Allah itu melihat, menyaksikan perkara yang kecil dan yang besar.

b. Perkataan Ulama Tentang Hadis Dasar Aqidah

1. Imam An-Nawawi

Sabdanya أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَان . iman menurut bahasa adalah kepercayaan secara umum. Secara syariat adalah ungkapan tentang kepercayaan khusus, yaitu mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, Hari ahirNya dan qadar baik dan burukNya. Adapun Islam ialah ungkapan tentang melakukan berbagai kewajiban, yaitu kepatuhan pada amalan zahir. 


Sabdanya فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ. Ini maqam musyahadah, karna orang yang ditakdirkan dapat melihat Al-Malik (Allah), ia malu berpaling kepada selainNya dalam shalat, dan menyibukkan hatinya pada lainNya. [5]

2. Imam Ibnu Daqiq

Ini adalah hadis agung yang mencakup semua tugas amalan zahir dan bathin. Ilmu-ilmu syariat semuanya merujuk kepadanya dan bercabang darinya, karena hadis ini, meskipun ringkas, berisikan ilmu dan sunnah. Ia sebagai induk sunnah, sebagaimana al-fatihah disebut Ummul Quran (induknya al-Quran), karena meskipun ringkas tapi berisikan isi-isi Al-Quran.

3. Syaikh Ibnu Utsmain

Penjelasan bahwa Islam memiliki lima rukun yang harus dibangun, dan keislaman tidak sempurna apabila tidak melaksanan lima rukun Islam tersebut. Karna Nabi Muhammad menjawab dengan demikian :

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم " اَلْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وsتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا

Rasulullah menjawab, "Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya."

· Iman mencakup enam perkara, yaitu :
قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره

Rasulullah menjawab, "Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk". Orang tadi berkata, "Engkau benar".

Penjelasan tentang ihsan, yaitu manusia beribadah kepada Allah dengan peribadatan رَغْبَةٌ وَ طَلَبَ (menginginkan dan mencari), seolah-olah ia melihatNya. Ia ingin sampai kepadaNya, Derajat ihsan inilah yang paling sempurna. Jika tidak sampai pada keadaan ini, maka kepada derajat kedua, yaitu beribadah kepada Allah dengan peribadatan خَوْفٌ وَ هَرْبٌ (rasa takut) terhadap siksaNya. Karna itu nabi besabda “jika kamu tidak melihatnya, maka ia melihatmu”. 

DAFTAR PUSTAKA Makalah Hadis Tentang Dasar-Dasar Aqidah

Abdullah Haidir, Hadis Arbai’n, (Surakarta:Indiva Pustaka,2010)
Muhammad Abu Syuhbah, Kutubus Sittah, (Surabaya: Pustaka Progressif. 1999)
Musthafa Dieb Al-Bugha Dan Syaikh Muhyiddin Mitsu, Al-Wafi Syarah Hadist Arba’in Imam
An- Nawawi,(Pustaka Al-Kausar, Jakarta Timur, 2007)
Sayyid Bin Ibrahim Al-Huwaithi, Syarah Arbain An-Nawawi (Darul Haq, 2006)
Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, (Jakarta: Pustaka Tarbiah, 2000)
Shahih Muslim.
Shahih Sunan Tarmidzi.

Ada baiknya jika anda mau meninggalkan kritik dan saran, Demi meningkatkan Blog ini. Namun jangan pernah untuk mencoba meninggalkan jejak spam anda disini.
EmoticonEmoticon