Tuesday, March 5, 2013

JIWA DAN AMAL

Tags


Postingan kali ini adalah sebuah cerita yang mudah-mudahan dapat memberikan manfaat kepada kita. Yukk, langsung aja kita baca :

(EMPAT ISTRI)

Suatu ketika ada seorang saudagar kaya yang mempunyai empat orang istri, dia mencintai istri ke 4 dan memberikannya harta dan kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua istrinya.

Saudagar ini juga mencintai istrinya yang ke 3, ia sangat bangga dengan sang istri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga sangat kuatir kalau istrinya lari dengan pria yang lain. 

Begitu juga dengan istri yang ke 2. Sang saudagar kaya sangat menyukainya karena ia istri yang sangat sabar dan penuh pengertian. Kapanpun saudagar mendapat masalah, ia selalu meminta pertimbangan istri yang ke 2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa-masa sulit.

Sama halnya dengan istri 1, dia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarganya, wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang saudagar kurang mencintainya meski istri pertama ini begitu sayang kepadanya.

 Suatu hari si saudagar sakit dan menyadari bahwa ia akan segera meninggal. Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati, “ saat ini aku punya 4 istri, namun saat aku meninggal, aku akan sendiri, betapa menyedihkan”.

Lalu pedagang memanggil semua istrinya :

Istri ke 4 :
Saudagar bertanya pada istri ke 4. “engkaulah yang paling kucintai, ku berikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku kan mati. Maukah kau mendampingi dan menemaniku ? ia terdiam…. “tentu saja tidaaakk..!!” jawab istri yang ke 4 dan pergi begitu saja tanpa ada berkata apa-apa lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan ada pisau terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Istri ke-3:
Saudagar itu sedih lalu bertanya kepda istri yang ke 3. “ aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku ?. istri ke 3 menjawab, “ hidup begitu indah disini, aku akan menikah lagi. Bagai di sambar petir di siang bolong, sang saudagar sangat terpukul dengan jawaban istri ke 3.

Istri ke-2:
Kemudian ia memanggil istri ke 2, “aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapati masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah kau mendampingi ku?” jawab sang istri “maafkan kali ini aku tak bisa menolongmu. Aku akan mengantarkan mu hingga ke liang kubur. Nanti akan ku buatakan makam yang indah untukmu”.

Istri ke-1:
Saudagar itu merasa putus asa. Dalam kondisi kecewa  itu, tiba-tiba terdengar suara, “aku akan tinggal bersamamu dan menemanmu kemana pun kamu pergi”. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Saudagar itu menoleh ke samping, dan mendapati istriistri pertamanya disana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “kalau saja aku bisa merawatmu lebih bai saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, istriku”.

HIDUP KITA DIWARNAI EMPAT ISTRI

Seungguhnya, kita punya 4 istri dalam hidup ini.

Istri ke-4 kita adalah TUBUH kita.
Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya, kepada Allah Swt.

Istri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN
Saat kita tiada, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita, sebanyak apapun harta kita yang bershasil kita tumpuk, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan istri yang ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun kita dekat hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya istri 1 (pertama) kita adalah JIWA DAN AMAL KITA.
Sebenarnya hanya jiwa dan amal sajalah yang mampu untuk terus mendampingi kita, saat ada maupun kelak ketika telah tiada. Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita dengan bijak.

Wa Allahu A’lam..
^____^

Ada baiknya jika anda mau meninggalkan kritik dan saran, Demi meningkatkan Blog ini. Namun jangan pernah untuk mencoba meninggalkan jejak spam anda disini.
EmoticonEmoticon