Sunday, February 24, 2013

MAKALAH IDGHAM (Tajwid)

Tags



BAB I
A.    Latar Belakang Masalah
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu masyarakat hanya sekedar  membaca tapi tidak mengetahui makna dan mengetahui hukum bacaan dalam Al-Qur’an tersebut.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas tentang ilmu tajwid khususnya tentang IDGHAM karena materi ini masih banyak yang belum memahaminya.
Dalam materi IDGHAM ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara pembacaan Al-Qur’an karena dalam membaca Al-Qur’an tajwid mutlak digunakan karena didalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan maka akan salah arti dan makna.

B.     Perumusan Masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan IDGHAM ?
2.  Berapa pembagian IDGHAM ?
2.  Huruf apa saja yang masuk dalam kelompok IDGHAM  ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui arti dari idgham.
2.      Untuk mengetahui cara membaca Al-Qur’an dengan  IDGHAM.
3.      Untuk mengetahui huruf-huruf apa saja yang masuk dalam kelompok IDGHAM.

D.    Manfaat
1.      Kita bisa mengetahui pengertian IDGHAM.
2.      Dapat mengetahui pembagian IDGHAM.
3.      Mendapatkan pengetahuan tentang IDGHAM.





BAB II
PEMBAHASAN
E.     PENGERTIAN IDGHAM
Idgham (اضغام) menurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf. Menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan.

الاضغام هو عبارة عن خلط الحرفين و ادخال احدهما في الاخر.

Menurut devenisi diatas dapat di simpulkan bahwa Idgham adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.


F.      PEMBAGIAN IDGHAM

a)      Berdasarkan makhroj al-huruf  (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya, idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1.      Idgham Mutamaatsilain (الاضغام المتماثلين)

Yaitu pertemuan dua huruf yang sama Makhraj dan Sifatnya (ان يتفق الحرفان صفة و مخرجا (.
Dan hukumnya wajib di Idgham-kan. Contoh :

وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ      

Yaitu huruf بِ bertemu dengan بِ, wajib dibaca dengan idgham. Namun dalam kata اضْرِبْ بِعَصَاكَ  tak perlu melafalkankannya dengan Qolqolah.

وَ بَلْ لَا لَا يَخَافُوْنَ

Yaitu huruf لْ bertemu dengan ل, maka wajib dibaca dengan Idgham. Namun dalam kata بَلْ لَا tidak perlu ditahan, seakan terdengar Ghunnah.

2.      Idgham Mutaqorribain (ادغام المتقربين)

Yaitu pertemuan dua huruf yang makhroj dan sifatnya berdekatan (hampir sama).
(ما تقارب مخراجا و صفة). Huruf-hurufnya yaitu كَ --- ق , ل --- ر.[1] Contoh :

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ             (dibaca langsung ke kaf (ك), tanpa meng-Qolqolah-kan qof (ق).)
وَقُلْ رَبِّ              )dibaca langsung masuk ke roo (ر).)
Dan juga huruf-huruf Idgham Mutaqorribain yang lain adalah ت --- ذ , ب --- م.[2] Contoh :

مثل التأ عند الذال (يَلْهَثْ ذَالِكَ) و مثال الباء عند المي (يَابُنَيَّ اٌرْكَبْ مَعَنَا)

3.      Idgham Mutajaanisain (إدغام المتجانسين)

Yaitu pertemuan dua huruf yang sama makroj, namun sifatnya berlainan. Didalam Al-Quran pertemuan huruf-huruf yang sama makhroj dan berlainan sifatnya terjadi pada huruf berikut ini :

a.       ت --- د --- ط
b.      ث --- ذ --- ظ
c.       م --- ب

Contoh :

قَدْ تَّبَيَّنَ                (dibaca langsung masuk ke huruf taa ت)
اَثْقَلَتْ دَّعَوَاالله         (dibaca langsung masuk ke huruf da د )
اِذْ ظَّلَمْتُمْ              (dibaca langsung masuk ke huruf dzo ظ )
هَمَّتْ طَائِفَةُ          (dibaca langsung masuk ke huruf tho ط )
يَلْهَثْ ذَّلِكَ             (dibaca langsung masuk ke huruf dza ذ )
اِرْكَبْ مَّعَنَا           (dibaca langsung masuk ke huruf mim  م , disertai dengan ghunnah atau dengung )
بَسَطْتَّ                (dibaca langsung masuk ke huruf tha’ت  , dengan menampakkan sifat isti’la )


Pengecualian :
Apabila awal huruf yang pertama itu wau (و) mad dan huruf yang kedua wau (و) yang berharkat, contoh:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٢٠٠)

ataupun yaa’ (ي) mad dan huruf yang kedua yaa’ (ي) berharkat, contoh :

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (٥)

Maka tidak lah keduanya tersebut dikatakan idgham.





b)      Berdasarkan hukum nun mati atau  tanwin, maka idgham di bagi menjadi dua.

1.      Idgham Bighunnah (بغنه اضغام)

Dinamakan juga Idgham naqis. Yaitu apa bila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf  ي ن م و.Contoh :

 يَّقُولُوا . لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْننا : nun mati/tanwin bertemu dengan ي, dibaca dengan idgham bighunnah/dengung[3].

مِنْ مَّلْجَإٍ . هُدًى مِّنْ رَّبِّهِم : nun mati/tanwin bertemu dengan م, dibaca dengan idgham bighunnah.

 مِنْ وَّرَائِهِمْ . هُدًى وَّ رَحْمَة   : nun mati/tanwin bertemu dengan و, dibaca dengan idgham bighunnah.

اَنْ نَقُولُ . حِطَّةُ نَغْفِر           : nun mati/tanwin bertemu dengan ن, dibaca dengan idgham bighunnah.

Cara membacanya yaitu ditahan kira-kira dua ketukan, disertai suara sengau (dengung).


2.      Idgham Bilaghunnah (اضغم بلاغنه)

Dinamakan juga dengan idgham kamil. Yaitu apa bila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ل dan  ر. Contoh :

يُبَيِّنْ لَّنَ . هُدًى لِّلْمُتَّقِيْ     : nun mati/tanwin bertemu dengan ل, maka dibaca dengan idgham bilaaghunnah (tak berdengung/jelas).

مِنْ رَبِّهِمْ . غَفُوْرٌ رَّحِيمِ               : nun mati/tanwin bertemu dengan ر, maka dibaca dengan idgham bighunnah.

Cara membacanya yaitu ditahan kira-kira dua ketukan dan tidak disertai suara sengau (dengung).

Pengecualian:
Ketentuan idgham tersebut diatas tidak berlaku pada pertemuan nun mati dengan و dan ي yang ada terjadi dalam satu kata berikut ini :

دُنْيَا                    قِنْوَانٌ                  صِنْوَانٌ               بُنْيَانٌ
Qs.6;29            Qs. 6;99           Qs.13;4            Qs. 61;4

Kasus seperti ini disebut dengan istilah izh-harmuthlaq, yang harus dibaca jelas.


BAB III
PENUTUP

G.    KESIMPULAN
Berdasarkan makhroj (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya, idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Idgham mutamaasilain
2.      Idgham mutaqoribain
3.      Idgham mutajanisain

Berdasarkan hukum nun mati atau  tanwin, maka idgham di bagi menjadi dua :
1.      Idgham bighunnah/naqis.
2.      Idgham bilaghunnah/kamil.

H.    SARAN
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
  



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdul Rauf Al-Hafiz Lc, Pedoman Daurah Al-Quran,
Muhammad Al-Makhmud, Hidayat Al-Mustafid Fii Akhkami At-Tajwidi, Surabaya.
Abu Abdi Ar-Rokhman Jamal Ibn Ibrahim Al-Quraisyi, An-Nur As-Saathi’u.




[1] Abdul Aziz Abdul Rauf Lc, Pedoman Daurah Al-Quran, hlm. 127
[2] Muhammad Al-Makhmud, Hidayatu Al-Mustafid, hlm.13
[3] Dengung adalah suara yang nyaring yang keluar dari hidung.

1 komentar so far

This comment has been removed by a blog administrator.

Ada baiknya jika anda mau meninggalkan kritik dan saran, Demi meningkatkan Blog ini. Namun jangan pernah untuk mencoba meninggalkan jejak spam anda disini.
EmoticonEmoticon