Sejarah Huruf Hijaiyah
Hijaiyah (huruf arab) sudah ada sejak berabad-abad yang lalu,ketika Al Quran pertama kali diturunkan menggunakan hijaiyah, karena pada kali pertama Al Quran diturunkan yaitu di Arab. Kenapa penting bagi kita mempelajari huruf Arab, karena huruf ini dipergunakan dalam penulisan Al Quran. Kita umat Islam wajib hukumnya untuk mempelajari Al Quran.Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Quran diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk satu umat atau untuk satu abad, tapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama dengan luasnya umat manusia. Maka dari itu, anak-anak harus mempelajari huruf Arab (Hijaiyah) agar dapat memahami kandungan Al Quran secara keseluruhan.
Huruf ini banyak dipakai di timur tengah. Berdasarkan kutipan dari situs internet, dengan narasumber Kiai Abdul Ghafur, bahwa setiap huruf Hijaiyah itu ada penjaganya, yaitu para Malaikat dan Sirullah. Seluruh huruf Hijaiyah itu bermula dari alif. Huruf alif bermula dari hamzahnya, dan selanjutnya bermula dari titik. Kemudian atas kasyfi dan ilhamy para sufi itu diberi kemampuan merangkai wifiq atau dalam istilah sehari-hari biasa disebut dengan rajah.
Perkembangan berikutnya susunan wifiq itu bisa muncul sebagai khadam atau penjaga, bisa Jin dan bisa Malaikat. Munculnya khadam Jin dan Malaikat itu disebabkan oleh dua hal: bisa karena metode pendekatan ruhaninya terhadap wifiq tersebut, atau karena memang struktur wifiq itu memunculkan sihir tertentu sehingga justru khadam Jin yang muncul, walaupun misalnya Jinnya Muslim. Huruf-huruf Hijaiyah adalah Rahasia nama Allah, dan sesungguhnya huruf itu adalah asma-asma Allah Ta‟ala. Masing-masing huruf itu memiliki titik-titik organik di dalam jiwa spiritual kita, dan ibarat bintang-bintang bercahaya yang menerangi alam Langit Jiwa kita”.
Perkembangan Huruf Hijaiyah
Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam.
Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa arab klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa abad pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika dan filsafah.
Abjad Arab disebut abjad Hijaiyah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), dimana abjad Arab terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Diantaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Maghribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik dibawah dan satu titik diatasnya.
"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan atau Hijaiyah. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Magribi) dan bagian Timur Tengah (Hijaz).
Faktor Perbedaan dialek bahasa arab :
Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut :
- - Dialek Mesir : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
- - Dialek Maghribi : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara
- - Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
- - Dialek Iraq : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq
- - Dialek Arab Timur : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
- - Dialek Teluk : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Unu Emirat Arab dan Saudi Arabia.
- - Hassaaniya : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat
- - Dialek sudan : Dipakai di Sudan dan Chad
- - Dialek Hijazi : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania
- - Dialek Najd : Dipakai di Najd, Arab Saudi
- - Dialek Yamani : Dipakai di Yaman
- - Dialek Andalus : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17
- - Dialek sisilia : Dipakai di Sisilia
Huruf Hijaiyah dan Bacaan Latinnya
Huruf Hijaiyah dan cara pengucapan |
Lafal huruf hijaiyah :
- Vokal
Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: A, I, U.
- Konsonan
Pada konsonan tidak berbeda jauh dengan bahasa latin. Pada zaman Rasulallah dulu, huruf Hijaiyah belum memakai tanda-tanda apapun. Para khalifah pada masa itu pun memberikan inspirasi kepada salah seorang sahabat Nabi yaitu Ali bin Abi Thalib, yang menjadi khalifah pada waktu itu bernama Abul-Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I‟rab) yang berupa tanda titik.
Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (170 H) pada abad ke II H.
Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal hijaiyah khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid. Semua tanda baca ini selain untuk membedakan huruf Hijaiyah satu dengan yang lainnya, ini juga untuk mempermudah kita umat Islam agar dapat lancar membaca Al Quran. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah „ain. Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi‟ yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.
Huruf hijaiyah pada saat sekarang ini sudah banyak mengalami kemajuan, dari desain hurufnya pun sudah banyak variasi. Ini dapat dilihat dari karya seni seperti Kaligrafi yang memperindah huruf hijaiyah ini. Bahkan dari kumpulan-kumpulan huruf ini dapat terbentuk suatu benda atau sebuah tulisan lain.