Romantisnya Nabi Bersama Aisyah |
Saat Bersama-Nya, Rasulullah melihat Aisyah minum dari sebuah gelas, Beliau pun berusaha untuk minum dari sisi gelas yang sama. Romantis sekali kan ? . Inilah sebuah ekpressi cinta yang tidak ada kepalsuan di dalamnya. Pada zaman ini dimana cinta tak 'lebih dari kebohongan semata', Beliau mengenalkan apa itu cinta sejati. Cinta yang beliau bawa adalah sesuatu yang nyata lagi menyimpan makna.
Sebuah Poin penting, Nabi Muhammad saw mampu memadukan peran seorang suami penyayang dengan peran Panglima perang nan garang.
Ketika sakit, saat pertemua dengan Sang Khaliq terasa tak berjarak, tak ada yang beliau pinta kepada istri-istrinya kecuali izin untuk tinggal di kediaman 'Aisyah, mengapa ? Agar beliau bisa melepas dunia ini dalam pelukan Aisyah. Inilah cinta, lebih besar dari ungkapan kata, lebih luas dari goresan pena.
Inilah sosok yang ingin menunjukkan kepada kita bahwa Islam bukan sekedar Agama dengan setumpukan hukum, kumpulan aturan tingkah laku atau sekedar undang-undang aqidah, tapi Islam juga agama cinta. Agama yang akan membawa kamu mengerti akan perempuan yang setia menemanimu, dia yang dengan senang hati menyertaimu bertahun-tahun, dia yang senantiasa memberikan yang terbaik untukmu. Iya, Dia yang telah kamu ikat dengan la ilaha illallah Muhammadurrasulullah.
Cinta tetap jernih meski keruh menyertainya. Cinta dicipta dari percikan dua hati yang tahu akan makna kasih sayang, bersatu, kemudian bersama menelusuri jalan, setapak demi setapak.
Dia 'Aisyah, keutamaannya dibanding wanita lain bak tsarid (sejenis bubur roti) dibanding makanan lain. Dialah putri Abu Bakar, pengiring setia dakwah Nabi, seseorang yang bersama Beliau kala berlindung di gua, seseorang yang sangat beliau kasihi. Dia 'Aisyah, dengan segala cintanya kepada Rasul, hingga ia pantas mencemburuinya.
naluri cemburunya muncul, suatu hari, ketika pelayan perempuannya mengetuk pintu dan menyerahkan sepiring makanan kiriman untuk-Nya. Saat itu, segerombolan sahabat tengah mengunjungi Rasul. Rasul bertanya kepada pelayan tersebut "dari siapa?" . "Dari Ummu Salamah", jawabnya. Aisyah kemudian mengambilnya dan melemparnya ke lantai. Rasul tersenyum, "Ibu Kalian cemburu", kata Beliau kepada para sahabat. Beliau pun menyuruh Aisyah untuk memberikan piring baru, sebagai ganti yang Ia pecahkan.
Rasul mencintainya utuh, termasuk sifat pencemburunya. Cinta Rasul benar-benar telah menyentuh dasar hatinya.
Saat terlibat obrolan hangat dengannya, salah satu yang Beliau ceritakan kepada Aisyah adalah kisah Abu Dzar dengan Istrinya, yang keduanya saling mencintai satu sama lain. Rasul berkata kepada Aisyah " Aku kepadaMu, sebagaiman Abu Dzar kepada istrinya, tetapi Aku tak akan menceraikanMu".
Referensi: Cinta Itu di Otak Atau di Hati ? #saatnya menyederhanakan cinta yang kata orang rumitnya bikin gila# insya Allah bermanfaat..
2 komentar
cinta sejati adalah karunia terbesar dari allah
iya benar sekali, cinta oo cinta :)
Ada baiknya jika anda mau meninggalkan kritik dan saran, Demi meningkatkan Blog ini. Namun jangan pernah untuk mencoba meninggalkan jejak spam anda disini.
EmoticonEmoticon