Friday, April 12, 2013

Fakta; 85% Hubungan Lewat Pacaran Rentan Perceraian

85% hubungan lewat pacaran rentan perceraian
Power Of Love
85% Hubungan Lewat Pacaran  Rentan Perceraian,  Dr. Shoul Jordan, seorang dosen sosiologi di Perancis, dengan tesisnya ia berhasil membuat merah telinga kaum pemuja cinta. Dalam tesisnya, ia katakan, 85% hubungan yang di latar belakangi dengan pacaran dan kisah-kisah asmara berahir dengan perceraian atau masalah-masalah lain yang di kemudian hari berubah menjadi algojo bagi rumah tangga mereka, bahkan menghilangkan cinta yang pernah mengikat mereka. Sebaliknya, hubungan yang di bangun berdasarkan pertimbangan akal, memilih berhasil serta langgeng.

Menarik bukan ?, dari dua fakta tersebut, Dr. Shoul Jordan, menjelaskan, pada hubungan yang dirilis dengan pacaran dan kisah asmara, cacat yang ada pada hubungan ini akan jelas tampak setelah pernikahan, alasannya, setelah menikah, romantisme mulai menurun dari puncaknya, setelah bara kemesraan mengepul kemudian dikit demi sedikit berubah jadi asap dan akan terbang. Pernikahan pada model ini dasarnya selalu di tunda dan ditunda, karena masing-masing terus sibuk dengan kisah cinta mereka. Mereka tinggalkan pekerjaan, belajar, dan mereka tinggalkan interaksi dengan orang-orang sekitarnya. Semua hanya terbuang untuk hanya untuk urusan Asmara, untuk memilah satu-satu, bagaimana mengungkapkan cintanya. Maka tak ayal, hasilnya 85% dari hubungan model ini berahir dengan cerai.

Dipihak lain,  pernikahan yang didasari pertimbangan logis, tidak menyandar pada unsur-unsur asmara belaka, hanya 5% yang gagal pada pernikahannya.

Dr. Shoul, menambahi, Unsur asmara akan menjadikan seseorang buta melihat kekurangan calon pasangannya. Tapi sayangnya kita, terkhusus bagi kawula remaja malah menganggapnya sebagai sebuah mukjizat.

Dan di majalah Al-Usrah edisi 12 Rajab 1423 tertulis, Mereka yang menggunakan neraca akal saat menjatuhkan pilihan, cenderung lebih berani melawan dan melepaskan diri dari masalah-masalah yang yang melilit rumah tangga mereka. Mereka tahu dan sadar, bahwa pernikahan adalah tanggung jawab, beban, toleransi dan tuntunan yang harus di hadapi. Sedangkan pemuja cinta, mereka menganggap pernikahan adalah sebuah tamasya panjang, hingga mereka tak mau di ganggu dengan hal-hal yang membebani.

Bagaiman dengan Anda.......?? dan What U talking About...?

Ada baiknya jika anda mau meninggalkan kritik dan saran, Demi meningkatkan Blog ini. Namun jangan pernah untuk mencoba meninggalkan jejak spam anda disini.
EmoticonEmoticon